Kesuksesan yang kini digenggam Martha Tilaar, tidak diraih dengan mudah. Perjalanan menjadi salah satu raksasa kosmetika di Tanah Air diawali dari bawah. Kini, wanita yang sangat peduli dengan pendidikan ini mengawaki PT Martha Tilaar Group yang membawahi 11 anak perusahaan dan diakui di dunia internasional.
Itulah Martha Tilaar. Bisnisnya yang dibangun pada 1971 berjalan cepat. Merek kosmetik Sariayu, Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden adalah sebagian merek yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Ketika penolakan datang dari dalam negeri sendiri sangat besar, dia justru tidak ragu-ragu untuk merambah hingga ke luar negeri. Martha Tilaar sudah membuka cabang di Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan Los Angeles, Amerika Serikat. Ditambah sebuah laboratorium penelitian parfum di Paris. Bahkan Puri Ayu menjadi nama besar di Malaysia selain Brunei Darussalam dan Filipina. Bertempat di Hotel Crown Princess Kuala Lumpur. Semua itu, hanya untuk memenuhi banyaknya permintaan terutama pelanggan dari salon di City Square negara tersebut.
Kegigihan Martha mengembangkan sayap ke luar negeri terutama ASEAN karena liberalisasi perdagangan. Bagaimanapun perdagangan bebas ASEAN (Asean Free Trade Area/AFTA) membuat lintas perdagangan semakin tanpa batas dengan penurunan bea impor menjadi 5 persen. Semua produk bebas masuk termasuk yang kurang berkualitas.
Namun, dia berprinsip pasar dalam negeri harus tetap dikuasai. Dengan AFTA, kalau tidak seimbang, produk lokal akan ambruk sama sekali. Jika ada keseimbangan meski produk impor masuk dan akan mengambil pasar produk lokal, namun tidak akan membuat produk domestik tersingkir sama sekali.